-->

Dua Orang Meninggal, BPNB Ingatkan Manado Siaga

Monday, March 07, 2022, 10:00 WIB Last Updated 2022-03-07T02:02:39Z


Newsblessing.com, MANADO - Dua warga dilaporkan meninggal dunia serta 278 jiwa dari 155 KK terdampak pada peristiwa banjir serta tanah longsor yang terjadi di Kota Manado, Sulawesi Utara, pada Kamis (3/03/2022)


Hasil kaji cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado menyebutkan bahwa, peristiwa itu terjadi akibat meluapnya daerah aliran sungai (DAS) Tondano, Sungai Sario, Sungai Malendeng dan Sungai Bailang, setelah sebelumnya hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kota Manado pada Kamis (03/03/2022).


BPBD Kota Manado mencatat, sedikitnya ada 13 kelurahan di 5 kecamatan yang terdampak peristiwa itu. Di Kecamatan Wanea terjadi di Kelurahan Denlu, Malendeng, Paal Dua dan Kelurahan Ranomuut di Kecamatan Paal Dua, Ranotana Weru, Karombasan Utara dan Kelurahan Wanea.

Di Kecamatan Singkil terjadi di Kelurahan Singkil Dua, Kombos Timur dan Tenate Tanjung. Di Kecamatan Tuminting terjadi di Kelurahan Sumompo dan di Kecamatan Tikala terjadi di Kelurahan Taas dan Kelurahan Tikala Baru.


Kerugian materil ditimbulkan yang atas peristiwa itu meliputi 155 unit rumah milik 174 jiwa dari 76 KK terendam banjir dengan tinggi muka air 30-75 sentimeter. Kemudian 12 unit rumah rusak ringan, 2 unit rumah rusak berat, 2 titik jalan rusak, 1 tanggul jebol dan 104 jiwa dari 51 KK terdampak longsor.


Sebagai upaya percepatan penanganan banjir dan longsor itu, BPBD Kota Manado telah memberikan bantuan logistik berupa family kit, tikar, sabun, hand sanitizer, selimut, perlengkapan bayi dan dapur.


BPBD Kota Manado juga terus berkoordinasi dengan lintas terkait untuk asesmen lanjutan hingga pembersihan material lumpur dan sampah yang terbawa banjir.


Sementara itu, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di wilayah Kota Manado dan sekitarnya hingga Senin (7/3/2022), menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).


Menyikapi hal tersebut, maka BNPB mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.


Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.


Untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sekitar lereng tebing dan sepanjang aliran sungai agar evakuasi sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. Perhatikan kondisi debit sungai dan hindari lereng curam yang minim vegetasi. (**/Olvie)


Komentar

Tampilkan

Terkini

ekonomi dan bisnis

+