Newsblessing.com, MANADO – Pelatihan yang diikuti oleh 38 anggota Tim TRC yang tersebar diseluruh Unit di wilayah kerja PLN UID Suluttenggo bertujuan untuk membangun kompetensi Sumber Daya Manusia dalam menghadapi bencana, serta meningkatkan efektivitas dalam penanggulangan bencana. Selain itu, pelatihan ini juga untuk memperkuat koordinasi antar lembaga terkait seperti BPBD, Basarnas dan lainnya, Senin (10/2/2025).
Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kondisi darurat bencana, PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo (UID Suluttenggo) membentuk Tim Taruna Reaksi Cepat (TRC) dan menggelar pelatihan terpadu bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Balai Pemantauan Gunung Api & Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi Maluku dan Basarnas di Kantor PLN UID Suluttenggo.
General manager PLN UID Suluttenggo Atmoko Basuki menyampaikan bahwa Tim TRC dibentuk sebagai bagian dari mitigasi terhadap potensi terjadinya situasi tanggap darurat bencana.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan bahwa Tim TRC PLN memiliki kompetensi yang mumpuni dan siap memberikan respons cepat serta efektif ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” tutur Atmoko.
“PLN tidak hanya berfokus pada penyediaan listrik yang andal, tetapi juga berperan aktif dalam keadaan tanggap darurat bencana sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan,” tambah Atmoko.
Pelatihan ini menghadirkan sejumlah narasumber yang ahli di bidangnya. Juliana D. J. Rumambi, ST, Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi Maluku, memberikan materi terkait Disaster Management.
Sementara itu, Danny Repi, S.IK, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda dari BPBD Provinsi Sulawesi Utara, mengisi sesi Quick Response Disaster, dan Novry Wullur, Rescuer Terampil dari Basarnas Sulawesi Utara, mengajarkan keterampilan Medical First Responder.
-Disaster Management – Materi ini membahas tentang manajemen bencana, termasuk cara-cara mitigasi risiko, pengelolaan sumber daya, serta strategi penanggulangan bencana geologi.
-Quick Response Disaster –Peserta dilatih untuk merespons kejadian bencana dalam waktu singkat dengan prosedur yang tepat untuk meminimalisir kerusakan dan korban. Materi ini mencakup teknik-teknik evakuasi darurat, koordinasi antar lembaga, dan langkah-langkah penyelamatan yang harus dilakukan setelah bencana.
-Medical First Responder – Mengajarkan keterampilan pertolongan pertama medis kepada peserta, seperti penanganan korban bencana yang membutuhkan perawatan medis segera. Materi ini mencakup cara melakukan CPR, menangani luka, serta stabilisasi kondisi korban sebelum evakuasi medis dilakukan. Peserta dilatih untuk memberikan pertolongan pertama yang dapat menyelamatkan nyawa korban dalam situasi darurat.
Juliana D J Rumambi, ST Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku mengapresiasi Langkah PLN dalam membentuk Tim TRC dan melakukan pelatihan secara terpadu.
“PLN memiliki peran yang sangat penting yaitu ketika terjadi bencana Geologi diantaranya memulihkan akses kelistrikan yang terputus akibat bencana dan berkolaborasi dengan masyarakat dan stakeholder lain dalam melakukan penanggulangan awal saat bencana terjadi, serta memberikan bantuan peralatan pendukung kelistrikan terhadap sarana prasarana vital yang harus tetap berfungsi disaat terjadi bencana, misalnya bantuan genset untuk objek vital Pos PGA yang sedang erupsi,” tambah Juliana.
Selain pemaparan materi, dalam kegiatan ini juga dilakukan simulasi langsung mengenai cara memberikan pertolongan pertama pada korban bencana. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan kesiapsiagaan Tim TRC PLN serta seluruh pihak terkait.
PT PLN (Persero) adalah BUMN kelistrikan yang terus berkomitmen dan berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. PLN mengusung agenda Transformasi 2.0 dengan visi menjadi Top 500 Global Company dan menjadi pilihan nomor 1 bagi pelanggan untuk Solusi Energi melalui upaya pertumbuhan usaha, implementasi digitalisasi secara end to end, menjalankan transisi energi untuk mendukung tercapainya Net Zero Emissions (NZE), serta menghadirkan proses bisnis dengan SDM berkelas dunia. (*/Olvie)